Pulau Popaya, yang juga dikenal dengan sebutan Pulau Pepaya, merupakan salah satu pulau yang sangat unik di Gorontalo.
Menurut sobat WiGo, kenapa di katakan unik? yuk kita bahas.
Keunikan Pulau Popaya terletak pada statusnya sebagai pulau konservasi, khususnya konservasi penyu.
Dalam sebuah Jurnal terbitan Program Studi Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gorontalo, bersama Pulau Raja dan Pulau Mas, Pulau Popaya masuk dalam Cagar Alam “Popaya Mas Raja”.
Jadi, karena masuk ke dalam kawasan konservasi, cukup jarang orang yang mengunjungi pulau seluas 2,42 hektar ini.
Catat nih, bagi yang berencana menyambangi Pualu Popaya, sebelumnya harus mengantongi izin dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara.
Perjalanan Menuju Pulau Popaya
Untuk mencapai pulau yang telah menjadi kawasan cagar alam sejak pemerintahan Hindia belanda tahun 1939 ini, sobat WiGo harus menempuh perjalanan selama 2 sampai 3 jam dari pusat kota Gorontalo.
Setelah masuk kabupaten Gorontalo Utara, lalu sampai di pertigaan Pontolo, jika ,mengambil jalan lurus kamu akan sampai ke salah satu ikon Wisata Gorontalo, Pulau Saronde, maka arah perjalanan ke Pulau Popaya berbelok ke kiri mengarah ke barat.
Selama berkendara, suguhan pemandangan indah khas pesisir pantai menemani sepanjang perjalanan, dijamin gak akan membosankan.
Pepohonan yang rimbun sekeliling jalur, angin laut sepoi-sepoi, terkadang diselingi tanjakan dan turunan curam, jadi harus hati-hati ya.
Desa Deme I, Kecamatan Sumalata Timur, Kabupaten Gorontalo Utara, menjadi titik untuk penyebrangan ke Pulau Popaya.
Disini, beberapa masyarakat lokal akan menawarkan perahu, yang per kepala dikenakan biaya Rp. 35.000, sudah termasuk pulang pergi.
Lama perjalanan dari pesisir pantai ke pulau akan memakan waktu 45 menit hingga satu jam.
Pulau-pulau kecil, daratan Gorontalo yang dihiasi pegunungan menjadi panorama menarik selama pelayaran menuju Pulau Popaya.
Cobalah pergi di pagi atau siang hari, kamu bisa menikmati warna-warni permukaan laut di sekeliling pulau yang memanjakan mata, mulai dari tosca, biru langit, sampai biru tua. Kebayang indahnya kan?!
Eksotisme Pulau Popaya, Wilayah Konservasi Penyu

Berhubung Pulau Popaya termasuk wilayah konservasi cagar alam, kondisi ekosistem disini masih terbilang terjaga alami.
Suasana pulau yang teduh karena pepohonan yang rindang, rerumputan yang hijau, dikelilingi pantai berpasir putih dan coklat, seakan belum tersentuh.
Kalau kamu lebih suka menikmati wisata alam yang jauh dari keramaian orang, ingin menyepi khusyuk bermesra dengan alam, Pulau Popaya salah satu pilihan yang tepat, rasanya seperti menikmati ‘private island’.
Ada beberapa spot yang bisa kamu eksplorasi disini. Di depan pulau, Sobat WiGo bisa melihat terumbu karang yang indah serta ikan-ikan kecil yang bervariasi warnanya.
Ikan Nemo yang terkenal karena sebuah film kartun juga bisa kamu temukan disini lho!
Area kanan pulau merupakan spot yang paling cocok dan aman untuk berenang, karena sekitar 50 meter dari bibir pantai semuanya pasir, tidak terdapat karang sama sekali.
Di bagian belakang pulau, beberapa pohon yang mati dan tumbang yang menghitam, bongkahan bebatuan, bisa jadi spot foto yang keren!
Nah, di sebelah kiri pulau, kamu akan menemukan area yang menjadi tempat para penyu bertelur.
Dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia, empat diantaranya menjadikan pulau Popaya sebagai lokasi bertelur.
Empat jenis penyu tersebut adalah penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Kalau beruntung, kamu bisa menyaksikan sebuah momen langka, dimana para tukik (sebutan untuk anak penyu) menetas, keluar dari sarang telurnya dan melangkah dengan imut nan lucu menuju laut lepas.
Bahkan tak jarang, sang induk penyu juga ikut terlihat, nampak seperti seorang ibu yang bahagia menyaksikan anak-anaknya tumbuh siap menghadapi dunia. Amazing!
Menikmati Pulau Popaya sambil Menjaga Habitat Penyu sebagai Satwa Langka yang Terancam Punah

Sobat WiGo, jika kamu benar-benar minat plesir ke Pulau Popaya, tetap jaga kelestarian alam disana ya!
Hobi kita berwisata menikmati alam ciptaan yang Maha Kuasa, jangan sampai membuat kita lupa untuk turut merawatnya juga.
Tidak membuang sampah di pulau adalah salah satu cara terbaik, agar para induk penyu merasa aman dan tetap menjadikan pulau kecil ini sebagai sarang untuk bertelur.
Selain itu, menjaga kebersihan dengan tidak meninggalkan sampah di pulau juga akan menghindarkan satwa liar ini menelan sampah, karena penyu mengira itu adalah biota laut makanan mereka.
Mari bantu pemerintah kita menjaga penyu sebagai salah satu hewan langka dan dilindungi.
Kalau satwa ini punah, bukankah keindahan alam yang kita sambangi semakin pudar pesonanya?
Yuk kita jaga kelestarian alam beserta makhluk hidup didalamnya sebagai warisan indah untuk anak-cucu kita!
Pantai Bolihutuo, Wisata Bahari Paling Kekinian Di Boalemo
11 Rekomendasi Wisata Gorontalo yang Dilengkapi Fasilitas Cottage / Vila / Resort
Torosiaje, Wisata Kampung ‘Terapung’ Di Laut Selatan Gorontalo
Pulau Mohinggito, Menjelajahi Keindahan Laut Utara Gorontalo
Sanggar Seni Lamahu Bone Bolango Menangkan Penyaji Terbaik dalam Gelar Tari Daerah Tahun 2023
Karawo Karya Agus Lahinta Membuka Indonesia Fashion Week 2023
Promosikan Gorontalo di tanah rantau, HPMIG Yogyakarta sukses gelar Festival Hulonthalo
Festival Alanggaya Buliya, cara Desa Lombongo merawat permainan tradisional