Salah satu wisata alam favorit dengan minat khusus di Gorontalo adalah hutan Hungayono, tempat ini menjadi surga khusus bagi pecinta alam baik dalam negeri maupun luar negeri.
Para pengunjung di tawarkan experince seperti treking hutan luas serta menikmati penangkaran burung maleo dan menjelajah goa stalaktit dan stalakmit.
Hutan ini memiliki koleksi hewan endemik khas sulawesi lainnya seperti, tarsius, rangkong dan monyet Gorontalo (Macaca Nigrescens).
Hutan Hungayono ini terletak di Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Hutan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNWB).
FYI : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone merupakan hutan lindung yang memiliki luas 104.974,93 hektar.
Trip Ke Hutan Lindung Hungayono
Jika Sobat Wigo berencana melakukan trip ke Hungayono bisa memulai dari Kota Gorontalo menggunakan kendaraan bermotor memakan waktu
sekitar 1 jam 30 menit untuk sampai di desa paling ujung yakni Desa Tulabolo.
Atau jika dari Bandara Djalaluddin bisa langsung melewati jalur GORR (Gorontalo Ring Road) langsung menuju ke Kabupaten Bone Bolango.
Sesampai di ujung jalan Desa Tulabolo Sobat Wigo harus menyebrangi jembatan gantung sebagai satu-satunya akses sampai ke desa sebelah.
Hanya kenderaan roda dua dan roda tiga (bentor) yang bisa melalui jembatan ini.
Di ujung jembatan terdapat warung sebagai tempat persinggahan dan tempat menitipkan kenderaan. Warung ini menyediakan air hangat sebagai bekal perjalanan.
Dari sini Sobat Wigo mulai melakukan hiking menuju ke gunung hungayono dengan estimasi perjalanan satu jam berjalan kaki.
Harga Tiket Masuk Hungayono
Untuk masuk ke wilayah konservasi ini Sobat Wigo akan dikenakan retribusi sebesar 100.000 perorang, harga ini sudah include dengan biaya makan pagi dan siang hari juga termaksud surat izin masuk hutan lindung.
Bagaimana? biayanya sangat terjangkau kan?
Apa Saja Yang Disajikan Hutan Lindung Hungayono
Baru saja memasuki kawasan hutan Anda langsung disapa oleh suara-suara alam hewan belantara dengan nyayian dan tarian satwa khas binatang endemik.
Medan treking pun lumayan menantang untuk ditaklukan, membuat suasana lebih hidup. Medanya ada yang nanjak dan juga landai.
Basecamp Pengunjung
Di dalam hutan terdapat rumah yang biasa disebut basecamp oleh para pengunjung. Rumah ini merupakan rumah tinggi terbuat dari bahan kayu, di bawah rumah bisa dijadikan aula dan tempat makan.
Hamparan Luas Padang Ilalang
Hamparan padang ilalang yang cukup luas akan menjadikan pemandangan ini sebagai spot bagus untuk mengambil gambar alam yang instagramable.
Selain itu Anda akan mendapatkan mata air yang mengeluarkan air panas, saking panasnya, air panas ini bisa memanaskan ikan kaleng dan juga merebus telur.
Penangkaran Burung Maleo

Sobat Wigo akan melihat langsung penangkaran burung maleo, burung ini termasuk hewan endemik sulawesi yang di lindungi dan hampir punah.
Melihat penangkaran burung unik ini akan menjadi pengalaman yang tidak mungkin dilupakan.
Biasanya burung-burung ini setiap bertelur menggali 5 lubang dan hanya satu lubang yang dipakai untuk bertelur, hal ini untuk menghindar dari ancaman predator.
Telur-telur ini menetas dengan bantuan panas bumi, namun saat ini beberapa mulai ditetaskan dengan caran di pindahkan ke Hatchery.
Ada yang unik dari burung malae, ketika telur baru menetas anak burung tersebut bulu dan sayapnya sudah tumbuh lengkap dan bisa langsung terbang.
Sebaiknya Anda tidak berkunjung kesini pada saat jam 06.00 – 10.00 karena maleo sedang bertelur, kedatangan Anda akan menggangu mereka.
Goa Stalaktit dan Stalagmit

Kira-kira berjarak sekitar 100 meter dari tempat bertelur burung maleo terdapat sebuah goa stalaktit dan stalagmit
Gua itu sangat indah kalau dilihat dari kejauhan seperti gua yang di lapisi emas , untuk sobat yang ingin masuk kedalam gua harus ekstra hati hati
karena medan ini berair dan juga berlumut.
Spot ini biasa di pakai para pengunjung untuk mengabadikan foto karena sangat instagramable.
Waktu Yang Tepat Untuk Berkunjung
Seperti biasa kami merekomendasikan waktu yang tepat untuk berkunjung Hungayono ya. Namun ini bukan soal jam berapa, tapi lebih kepada musim buah apa saat ini.
Sebaiknya berkunjung kesana saat musim buah durian ya, karena disana terdapat beberapa pohon durian, disana Sobat Wigo bisa makan durian sepuasnya, tapi tidak boleh dibawah pulang.
Banyak sekali yang ingin kami ceritakan soal Hutan Hungayono, tetapi lebih afdol lagi bisa Sobat Wigo mencoba sendiri dan buktikan pengalaman serunya ya.
Untuk wisata terdekat dari Hutan Hungayono ini yaitu tempat wisata alam keluarga Lombongo.
11 Rekomendasi Wisata Gorontalo yang Dilengkapi Fasilitas Cottage / Vila / Resort
Pantai Bolihutuo, Wisata Bahari Paling Kekinian Di Boalemo
Torosiaje, Wisata Kampung ‘Terapung’ Di Laut Selatan Gorontalo
Whale Shark Gorontalo: Menyelam Asik Bareng Hiu Paus Raksasa
Sanggar Seni Lamahu Bone Bolango Menangkan Penyaji Terbaik dalam Gelar Tari Daerah Tahun 2023
Karawo Karya Agus Lahinta Membuka Indonesia Fashion Week 2023
Promosikan Gorontalo di tanah rantau, HPMIG Yogyakarta sukses gelar Festival Hulonthalo
Festival Alanggaya Buliya, cara Desa Lombongo merawat permainan tradisional